Sakit Gigi
Bapakku adalah
seorang petani di desa. Dari hasil bertani bapak bisa membiayai kebutuhan hidup
keluarga. Bahkan ia berhasil membiayai kuliah kami keempat anaknya hingga lulus
sarjana. Itu adalah prestasi yang besar yang tidak setiap orang bisa lakukan.
Saat ini bapakku
sudah tua, badannya mulai melemah dan pendengarannya menurun. Giginya mulai
goyang dan beberapa sudah tanggal. Maklum usia bapakku saat ini sudah sekitar 70
tahun.
Pernah suatu
ketika aku mendengar suara kesakitan bapakku ketika sedang makan malam. Makanan
yang dikunyah membuat sakit pada giginya. Kejadian itu berulang sampai beberapa
kali. Aku merasa kasihan ketika melihatnya, tetapi aku tidak tahu apa yang
harus kulakukan.
Suatu
saat aku berkata, “Pak, sudah menjadi hal yang umum bahwa ketika usia sudah
tua, semua bagian tubuh melemah dan mulai sakit-sakitan. Demikian juga gigi
mulai tanggal. Itu adalah hal yang biasa. Jika bapak terus mengeluh dengan gigi
yang tanggal atau sakit, maka itu tidak sejalan dengan impian bapak agar
dikasih Allah umur yang panjang. Buat apa umur panjang kalau terus merasa
menderita? Lain kali jangan mengeluh lagi. Kalo sakit gigi ya sedikit ditahan.”
Sejak saat itu
bapakku tidak lagi mengeluh karena sakit giginya.
Sakit Maag
Bapakku juga
mempunyai keluhan sakit maag. Kata bapakku kadang perutnya terasa perih.
Beberapa saran tetangga untuk minum obat tertentu telah dilakukannya.
Bapak juga telah pergi ke puskesmas untuk berobat beberapa kali. Tetapi sakit
maag bapak belum sembuh.
Aku
berkata, “Pak, sakit, kesusahan dan kesedihan itu penghapus/penggugur dosa.
Dengan sakit itu Allah akan menggugurkan dosa-dosa kita seperti pohon yang
menggugurkan daun-daunnya. Jika kita tahu hal itu, paling tidak kita merasa
senang dan tenang. Ada sebagian dosa-dosa kita yang kita tidak ketahui lalu
dihapuskan oleh Tuhan. Bukankah itu sesuatu yang baik bagi kita saat kita
sakit? Jangan banyak mengeluh karena sakit. Tetapi juga kita berusaha
agar sembuh dari sakit karena sakit itu memang tidak menyenangkan.”
Aku mengatakan hal
yang demikian agar bapakku bisa lebih sabar dengan sakit yang dideritanya. Jika
kita mengeluh karena sakit (ujian yang diberikan Allah kepada kita), maka
kemuliaan kita di sisi Allah akan menurun. Besarnya pahala seseorang itu
tergantung seberapa besarnya ujian. Jika kita banyak mengeluh ketika kita
sedang sakit ringan (ujian kecil), lalu bagaimana kita nanti akan masuk surga?
Rasulullah
SAW bersabda, “Tidaklah seseorang muslim ditimpa keletihan, penyakit,
kesusahan, gangguan, kegundahan-kegundahan hingga duri yang menusuknya,
melainkan Allah akan menghapuskan sebagian dari kesalahan-kesalahannya.” (HR.
Bukhari)
Rasulullah SAW
bersabda, “Janganlah kamu mencaci-maki penyakit demam, karena sesungguhnya
(dengan penyakit itu) Allah akan menghapuskan dosa-dosa anak Adam sebagaimana
tungku api yang menghilangkan kotoran-kotoran besi.” (HR. Muslim)
Nabi SAW bersabda,
“Jika Allah menghendaki kebaikan untuk seorang hamba-Nya maka Allah akan
menyegerakan hukuman untuknya di dunia. Sebaliknya jika Allah menghendaki
keburukan untuk seorang hamba, maka Allah akan biarkan orang tersebut dengan
dosa-dosanya sehingga Allah akan memberikan balasan untuk dosa tersebut pada
hari Kiamat nanti.” (HR. Tirmidzi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar